Dynamic routing digunakan untuk menangani kelemahan static
routing yang tidak dapat mencari jalur alternatif ketika jalur pengiriman putus
sehingga data tidak dapat terkirim.
Secara umum dynamic routing dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
Distance Vector
Link State
Distance Vector
Distance vector adalah proses routing
berdasarkan arah dan jarak dalam penetapan jalur terbaik (the best path) hanya
melibatkan jumlah hop (hop count).
Routing ini tidak dapat menganalisis bandwidth.
Distance vector mendapatkan informasi dari
router yang terhubung langsung dengan jaringan router tersebut.
Berdasarkan informasi tersebut, kemudian akan
mengolah tabel routing.
Yang tergolong Distance vector adalah:
RIP versi 1
RIP versi 2
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
Cara Kerja Distance Vector
Sebuah router awalnya hanya memiliki informasi
tentang jaringan yang terhubung secara langsung dengannya.
Kemudian router yang lain akan saling mengirimkan data jaringan yang ia
punya. Setiap router
akan melakukan pengecekan terhadap data-data yang didapat dan dibandingkan
dengan table routing masing-masing router.
Jika belum ada maka akan dimasukkan, jika sudah, dibandingkan
jumlah hop-nya.
Link State
Link state adalah proses routing yang membangun
topologi databasenya sendiri (lebih modern dari Distance Vector).
Link State akan melakukan penyelidikan terhadap
semua koneksi yang ada dalam jaringan.
Dalam Link State hop count, kapasitas bandwidth
jaringan serta parameter-parameter lainnya ikut menentukan jalur terbaik (the
best path) melalui router tetangganya.
Router tetangga dicari dengan “hello packet”.
Kelebihan Link State
Support VLSM dan CIDR
Link State Advertisements, adalah
paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router.
Memiliki topologi database
(berisi tentang informasi semua router yang terhubung dengan jaringan)
Memiliki Algorithma SPF (Shortest Path First) dan SPF
Tree yang membentuk percabangan untuk penentuan jalur terbaiknya.
Lebih cepat dalam penyatuan jaringan jika
dibandingkan dengan Distance Vector
Cara Kerja Link State
Router akan mengirimkan hello packet secara
periodik (tercipta LSA-Link State Algoritm).
Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari database
LSA.
Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan mempelajari dan
menghitung jumlah metric yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya.
Informasi ini yang akan digunakan untuk mengupdate routing table.
Routing table akan berubah jika ada router yang mati.
Karena Link State menggunakan triggered update
maka tidak perlu menunggu selama waktu tertentu untuk mengupdate table routing.
Jadi ketika jaringan mengalami perubahan, Link State akan langsung
mengupdate table routingnya.
Setiap routing akan menghitung jarak terpendek
ke router yang lain dengan Shortest Path First (SPF) dan membentuk tree.
Untuk mencapai router yang sama, setiap router
mempunyai tree yang berbeda.
Yang tergolong Link State adalah:
OSPF (Open Shortest Path First)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar